Erlass Prokreatif Indonesia

A+ R A-

Berkah Ramadhan Di Taman Makam Pahlawan Kalibata

E-mail Print PDF

Seperti suasana pemakaman lainnya di bulan Ramadhan, Taman Makam Pahlawan Kalibata ramai dikunjungi oleh pengunjung untuk nyekar. Seminggu sebelum Ramadan tiba, pemakaman menjadi sangat ramai. Tak hanya peziarah tapi juga pedagang kaki lima.

Rama, warga Ciputat, sengaja datang bersama istrinya untuk menengok makam orangtuanya yang dulunya seorang pejuang. Bagi pasangan muda ini, nyekar  di bulan suci sudah menjadi tradisi. Berbekal bunga yang dibeli dari pedagang bunga di pelataran parkir pemakaman, keduanya langsung menebarkan bunga di pusara.

“Kami biasa nyekar setiap Ramadhan karena itulah yang selalu kami bisa lakukan,”ujar Rama. Dia juga menambahkan bahwa dia biasa mlantunkan beberapa ayat  Al-Qur’an. Tradisi nyekar menjelang di Bulan Ramadhan atau hari raya idul fitri seperti tidak bisa terpisahkan dari kehidupan sebagian masyarakat kita dan ini telah dilakukan secara turun temurun.

Berbekal sekantong campuran bunga aneka warna ditambah botol air putih wangi mawar, para peziarah langsung menebar bunga dan menyiramkannya di atas makam. Pedagang bunga begitu ramai di luar pemakaman.

Ayu, pedagang bunga, usia paruh baya mengaku mendapat berkah menjelang Ramadhan dengan banyaknya peziarah yang berkunjung. Berbekal bunga yang ia dapat dari Rawabelong (..) yang  ia kemas dalam satu kantong plastik dan ia jual dengan kisaran harga antara  Rp.5000 hingga Rp.20.000.   Ayu mendapat keuntungan yang cukup ia belanjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Citra, salah satu peziarah dari Depok merasa terbantu dengan adanya pedagang bunga. Selain mudah didapat, harga yang ditawarkan pun tidak terlalu mahal, “Jadi, enakan beli bunga di sini, daripada harus ke pasar,” ujarnya.

Tidak hanya pedagang bunga, pedagang kerak telor pun kecipratan rejeki. Rahmat, sangat merasakan hal itu. Dengan bahan  telur bebek atau telur ayam yang dicampur dengan bumbu yang terdiri dari kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam dan gula pasir, ditambah dengan ebi, srundeng, sajian kerak telor buatannya mengundang selera.  Tak heran kalau pembelinya banyak dan Rahmat mampu mendapatkan keuntungan yang lumayan

Padahal kerak telornya dijual jauh dari harga yang biasa ditawarkan di kawasan Pekan Raya Jakarta atai Kebun Binatang Ragunan yakni hanya Rp.10.000. Tampaknya tidak hanya Rahmat dan Ayu, pedagang lain pun merasakan hal yang sama.

Sungguh Ramadan membawa berkah terutama bagi pedagang-pedagang kaki lima.