Erlass Prokreatif Indonesia

A+ R A-

Masa Depan Profesi Akuntansi di Era Teknologi Informasi

E-mail Print PDF

Di meja dihadapan Tina – yang baru seminggu yang lalu menerima ijasah SMAnya – terserak belasan brosur dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta. Tina  mengambil dan membolak-baliknya satu demi satu. Dibacanya dengan teliti penjelasan yang tercantum di dalam brosur yang berwarna-warni tersebut. Begitu banyak program studi yang ditawarkan. Semuanya menarik. Salah satu program studi yang telah lama menarik perhatiannya adalah akuntansi. Para guru dan teman-temannya mengatakan bahwa peluang kerja untuk jurusan akuntansi begitu besar. Mereka juga mengatakan bahwa gaji seorang akuntan relatif lebih tinggi dibanding tenaga lainnya. Itu sebabnya Tina sangat tertarik kuliah di jurusan akuntansi. Tetapi seorang teman lainnya mengatakan bahwa tenaga akuntan kurang diperlukan lagi di era teknologi informasi ini. Karena program komputerisasi akuntansi akan menggantikan peran tenaga akuntan. Informasi ini mencuatkan keraguan di dalam dirinya. Benarkah tenaga akuntan kurang dibutuhkan lagi di era teknologi informasi ini ?

Di Indonesia terdapat lebih dari 166.000 perusahaan berukuran menengah dan besar. Mulai dari perusahaan jasa, perusahaan dagang, sampai dengan perusahaan manufaktur. Pertumbuhan jumlah perusahaan di Indonesia lebih dari 3% per tahun. Karena itu dari tahun ke tahun jumlah perusahaan yang beroperasi semakin bertambah, baik institusinya maupun jenis bidang usahanya.

Sebagai institusi pencipta kekayaan, (wealth creating institution) suatu perusahaan harus mampu menghasilkan laba. Apapun jenis usaha dan ukuran perusahaannya – supaya bisa hidup dan tetap bertahan dalam jangka panjang – setiap perusahaan harus memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat. Dalam upaya menghasilkan produk tersebut, setiap badan usaha harus berinteraksi dengan berbagai pihak yang dapat mendukung upaya pencapaian tujuan lembaga tersebut, seperti : bank yang akan bertindak sebagai kreditor, pemasok bahan baku, pemerintah yang memungut pajak, pemegang saham dan karyawan. Berbagai pihak yang berkepentingan dengan suatu perusahaan memiliki kebutuhan terhadap informasi keuangan badan usaha tersebut. Informasi keuangan tersebut harus disiapkan oleh akuntan perusahaan.

Di dalam era teknologi informasi seperti saat ini, tersedia begitu banyak piranti lunak akuntansi. Fungsi berbagai program komputer akuntansi tersebut adalah membantu mempermudah dan mempercepat pengolahan data transaksi keuangan yang dilakukan sebuah institusi, supaya proses penyajian laporan keuangan lebih cepat dan lebih akurat. Tetapi proses pemilahan dan pengklasifikasian transaksi tetap harus dilakukan oleh manusia. Demikian pula, saat laporan keuangan telah disajikan, proses analisis laporan keuangan tersebut tetap harus dilakukan oleh seorang akuntan.

Itu berarti, tenaga akuntan – baik saat ini maupun di masa mendatang – tetap akan menjadi profesi yang sangat dibutuhkan oleh begitu banyak perusahaan di Indonesia – apapun bidang usahanya dan seberapapun besar skala usahanya. [Rudianto]